Rabu, 22 Maret 2017

Disaat Sandiaga Uno Megap-megap Dana Kampanye, Dalam Dua Minggu Warga Sumbang Ahok Tembus Rp12,3 Miliar

www.LigaEmas.com

Orang baik disayang Tuhan, ini kenyataan, bukan hanya sekedar omong kosong belaka untuk bikin enak mulut. Terbukti sudah kasih sayang Tuhan kepada Ahok dan Djarot selama ini, baru dua minggu, dana yang terkumpul dari sumbangan warga buat dana kampanye mereka sudah tembus Rp 12,3 miliar.

Euforia warga yang berpartisipasi menyumbang Ahok semakin kesini semakin tidak terbendung. Warga yang menyumbang pun beragam, mulai dari Rp 10 ribu sampai jutaan rupiah dengan patokan dari KPUD yang menetapkan batas maksimal bantuan dana sebesar Rp 75 juta untuk per orangan, sedangkan untuk organisasi berbadan hukum maksimal sumbangan sebesar Rp 750 juta.

http://ligaemas.blogspot.com/2017/03/disaat-sandiaga-uno-megap-megap-dana.html

Sampai saat ini, jumlah donatur yang telah berpartisipasi menyumbang dana kampanye untuk Ahok dan Djarot sudah mencapai 2.050 donatur dan akan terus bertambah. Mereka bahu membahu berpartisipasi menyumbang dari hasil keringat mereka agar Ahok kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta karena sudah terbukti prestasi dan hasil kerja nyata Ahok selama ini.

Berbagai warga DKI Jakarta berbondong-bondong berlomba dengan waktu, mulai dari orang miskin sampai orang kaya patungan menyumbang untuk Ahok dan Djarot karena batas terakhir penerimaan donasi dari warga yaitu tanggal 7 April 2017.

Demi menjaga transparansi sumbangan kampanye untuk Ahok, para penyumbang mengisi formulir yang terdiri dari identitas KTP, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan tanda tangan dan mereka kirim ke posko Basuki-Djarot di Jalan Proklamasi, nomor 53, Jakarta Pusat.

Bagi Anda yang ingin menyumbang dana kampamye untuk Ahok dan Djarot dihimbau agar jangan langsung mentransfernya lewat ATM atau e-banking karena akan menyulitkan tim untuk memverfiikasi identitas. Sebab, kalau identitas tidak lengkap, uang tersebut tidak bisa digunakan karena dikategorikan sebagai uang tidak resmi.

Penggalangan dana kampanye dengan cara mengisi formulir tujuannya untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam pilkada secara bersih dan transparan,

Sementara itu di pihak Sandiaga Uno, ia justru megap-megap karena duit pribadinya untuk dana kampanye sudah habis puluhan miliar rupiah. Sandiaga minta timsrsnya untuk menekan pengeluaran serendah mungkin dengan melakukan efisiensi anggaran.

Karena duitnya sudah habis banyak, Sandiaga  berharap semua kegiatan dilakukan dengan mempertimbangkan penghematan dana. Sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017,  Anies-Sandi sudah menggelontorkan dana Rp 64,4 miliar.

Rp 62 Miliar dari koceknya Sandiaga Uno, Anies Baswedan Rp 400 Juta, Gerindra Rp 750 Juta, PKS Rp 350 juta, sumbangan lainnya dari badan hukum swasta sebesar Rp 900 juta.

Untuk putaran kedua ini, Sandiaga butuh dana kurang lebih Rp 25 miliar. Itulah sebabnya kenapa Sandiaga mulai megap-megap teriak-teriak kepada timsesnya untuk berhemat, karena Sandiaga Uno adalah pengusaha.

Namanya juga pengusaha, tentunya Sandiaga Uno menggunakan prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran sekecil-kecilnya untuk mendapatkan pemasukan yang sebesar-besarnya. Sandiaga Uno tentu saja sudah berhitung, kalau ia dan Anies yang.menang, maka dengan berbagai cara uangnya harus kembali.

Apalagi Sandiaga Uno kini terlibat dalam kasus penipuan dan penggelapan tanah di Tangerang seharga Rp 8 miliar. Dengan terungkapnya kasus itu, artinya harta kekayaan Sandiaga Uno selama ini adalah hasil akumulasi dari cara-cara yang tidak baik. Majunya Sandiaga Uno menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta juga banyak menimbulkan pertanyaan.

Baru kali ini terjadi ada orang norak yang rela menggelontorkan Rp62 miliar hanya untuk jadi orang nomor dua di DKI Jakarta. Kalau tidak ada niat busuk dibalik itu, lantas apa motivasinya buang-buang duit puluhan miliar hanya untuk jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta?



0 komentar:

Posting Komentar