www.LigaEmas.com
Orang baik disayang Tuhan, ini kenyataan, bukan hanya sekedar omong
kosong belaka untuk bikin enak mulut. Terbukti sudah kasih sayang Tuhan
kepada Ahok dan Djarot selama ini, baru dua minggu, dana yang terkumpul
dari sumbangan warga buat dana kampanye mereka sudah tembus Rp 12,3
miliar.
Euforia warga yang berpartisipasi menyumbang Ahok semakin kesini semakin tidak terbendung. Warga
yang menyumbang pun beragam, mulai dari Rp 10 ribu sampai jutaan rupiah
dengan patokan dari KPUD yang menetapkan batas maksimal bantuan dana
sebesar Rp 75 juta untuk per orangan, sedangkan untuk organisasi
berbadan hukum maksimal sumbangan sebesar Rp 750 juta.
Sampai saat ini, jumlah donatur yang telah
berpartisipasi menyumbang dana kampanye untuk Ahok dan Djarot sudah
mencapai 2.050 donatur dan akan terus bertambah. Mereka bahu membahu
berpartisipasi menyumbang dari hasil keringat mereka agar Ahok kembali
menjadi Gubernur DKI Jakarta karena sudah terbukti prestasi dan hasil
kerja nyata Ahok selama ini.
Berbagai warga DKI Jakarta
berbondong-bondong berlomba dengan waktu, mulai dari orang miskin sampai
orang kaya patungan menyumbang untuk Ahok dan Djarot karena batas
terakhir penerimaan donasi dari warga yaitu tanggal 7 April 2017.
Demi menjaga transparansi sumbangan
kampanye untuk Ahok, para penyumbang mengisi formulir yang terdiri dari
identitas KTP, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan tanda tangan dan mereka
kirim ke posko Basuki-Djarot di Jalan Proklamasi, nomor 53, Jakarta
Pusat.
Bagi Anda yang ingin menyumbang dana
kampamye untuk Ahok dan Djarot dihimbau agar jangan langsung
mentransfernya lewat ATM atau e-banking karena akan menyulitkan tim
untuk memverfiikasi identitas. Sebab, kalau identitas tidak lengkap,
uang tersebut tidak bisa digunakan karena dikategorikan sebagai uang
tidak resmi.
Penggalangan dana kampanye dengan cara
mengisi formulir tujuannya untuk memberikan pendidikan bagi masyarakat
untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam pilkada secara bersih
dan transparan,
Sementara itu di pihak Sandiaga Uno, ia
justru megap-megap karena duit pribadinya untuk dana kampanye sudah
habis puluhan miliar rupiah. Sandiaga minta timsrsnya untuk menekan
pengeluaran serendah mungkin dengan melakukan efisiensi anggaran.
Karena duitnya sudah habis banyak,
Sandiaga berharap semua kegiatan dilakukan dengan mempertimbangkan
penghematan dana. Sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017, Anies-Sandi
sudah menggelontorkan dana Rp 64,4 miliar.
Rp 62 Miliar dari koceknya Sandiaga Uno,
Anies Baswedan Rp 400 Juta, Gerindra Rp 750 Juta, PKS Rp 350 juta,
sumbangan lainnya dari badan hukum swasta sebesar Rp 900 juta.
Untuk putaran kedua ini, Sandiaga butuh
dana kurang lebih Rp 25 miliar. Itulah sebabnya kenapa Sandiaga mulai
megap-megap teriak-teriak kepada timsesnya untuk berhemat, karena
Sandiaga Uno adalah pengusaha.
Namanya juga pengusaha, tentunya Sandiaga
Uno menggunakan prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran sekecil-kecilnya
untuk mendapatkan pemasukan yang sebesar-besarnya. Sandiaga Uno tentu
saja sudah berhitung, kalau ia dan Anies yang.menang, maka dengan
berbagai cara uangnya harus kembali.
Apalagi Sandiaga Uno kini terlibat dalam
kasus penipuan dan penggelapan tanah di Tangerang seharga Rp 8 miliar.
Dengan terungkapnya kasus itu, artinya harta kekayaan Sandiaga Uno
selama ini adalah hasil akumulasi dari cara-cara yang tidak baik.
Majunya Sandiaga Uno menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta juga
banyak menimbulkan pertanyaan.
Baru kali ini terjadi ada orang norak yang
rela menggelontorkan Rp62 miliar hanya untuk jadi orang nomor dua di
DKI Jakarta. Kalau tidak ada niat busuk dibalik itu, lantas apa
motivasinya buang-buang duit puluhan miliar hanya untuk jadi Wakil
Gubernur DKI Jakarta?
0 komentar:
Posting Komentar