Peryataan Menggegerkan Siang Ini..! Kapolri Marah Besar, Kapolda Metrojaya Menerima Surat Pemberitahuan Pengulingan Ahok Dari Jabatan Gubenur DKI, Mengejutkan..! Ada Apa Dengan Prabowo.
www.LigaEmas.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan aksi
penggulingan Ahok dari kursi Gubernur DKI. Kali ini demonstrasi akan
dipimpin oleh Sekjen FUI
(https://m.tempo.co/read/news/2017/02/18/064847940/polisi-benarkan-ada-rencana-aksi-gulingkan-ahok-di-dpr).
Bila sebelumnya aksi selalu dikomandoi FPI, kali ini telah berbeda
karena Rizieq Shihab sudah jadi tersangka kasus asusila yang memalukan.
Namun pengikutnya masih mendukungnya dan justru memutarbalikkan fakta
yang sudah ada.
Komando telah berpindah tangan, namun agenda masih tetap sama. Bendera
agama pun masih senjata untuk menghabisi Ahok. Tanggal yang dipilih pun
21 Februari. Mungkin ingin mengulangi kecantikan aksi 212 tahun lalui.
Hanya saja komandonya bukan lagi yang berisik itu.
Namun kali ini lokasi yang dipilih berbeda. Jika aksi 411 dan 212 di
depan Istana Presiden dan Monas, kali ini memilih di depan gedung
DPR-RI. Hal ini sejalan dengan proses angket yang sedang berjalan di
parlemen.
Tak terbayang entah sampai kapan agama dipakai untuk memuaskan hawa
nafsu mereka. Padahal Ahok sendiri sudah sukses dijebloskan menjadi
tersangka dan kasusnya masih sedang berjalan di pengadilan. Apa lagi
agenda lain selain tujuan politik?
Tuntutannya pun lucu, selain ingin menjatuhkan Ahok dari kursi Gubernur,
mereka menuntut untuk menghentikan kriminalisasi terhadap ulama,
penangkapan mahasiswa, dan mendesak memenjarakan Ahok. Sungguh tuntutan
yang lucu dan pemaksaan kehendak. Mereka menuntut keadilan, tetapi
mereka mengabaikan keadilan.
Sebelum aksi ini terjadi, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa ini tujuan
politis menggagalkan Ahok di Pilkada DKI putaran kedua. Jika mereka
menuntut ingin memenjarakan Ahok, bukankah pengadilan sedang berlangsung
terhadap Ahok. Jika ingin menuntut Ahok dilengserkan, bukankah jalur
politik di parlemen kubu anti Ahok sudah menggulirkan hak angket? Jika
mereka menuntut stop kriminalisasi ulama, ulama yang mana? Bukankah ada
alat bukti Rizieq Shihab melakukan tindakan asusila?
Sayangnya semua
diabaikan.
Kelanjutan menghabisi Ahok?
Aksi 411 dan 212 memang berhasil secara signifikan menghabisi
elektabilitas Ahok. Keengganan memilih Ahok karena perbedaan agama
menjadi tumbuh subur di masyarakat. Namun tidak berselang lama, berkat
kerja keras dan niat tulus dari sang petahana dan pendukung kebhinekaan,
masyarakat justru semakin yakin bahwa Ahok hanyalah korban politisasi
agama.
Sekarang senjata itu mau digunakan lagi. Aksi-aksi bela agama masih
sangat mungkin terjadi menjelang pemilihan putaran kedua. Namun apakah
itu akan berhasil merobohkan Ahok yang sukses memenangkan putaran
pertama? Nampaknya tidak akan lagi.
Niat jahat untuk menghancurkan Ahok atas nama agama jutsru sudah jadi
pembelajaran bagi masyarakat Jakarta dan Indonesia. Efeknya adalah
masyarakat semakin cerdas. Masyarakat juga jadi berani mempertanyakan
pemimpin agamanya bila menyimpang. Reka-reka jahat yang dilakukan
justru diubah menjadi kebaikan karena Tuhan tidak pernah diam.
Ajaran agama yang benar tidak membunuh ratio dan hati nurani. Aniaya
yang dilakukan terhadap Ahok pada akhirnya tidak akan menghancurkannya.
Sekuat apapun ajaran agama dipaksakan bila itu bertentangan dengan ratio
dan hati nurani, maka itu akan balik menghancurkan diri sendiri.
Sekarang kita melihat Ahok begitu dicintai masyarakat. Tanpa batas
wilayah, suku, agama, ras, dan golongan datang memberikan dukungan
padanya. Ratio dan hati nurani menggerakkan orang untuk memihak yang
benar.
Lawan Radikalisme
Aniaya yang dilakukan atas nama agama adalah bom waktu di masa depan.
Umat akan menjadi apatis dengan agama yang dianut karena melihat
perilaku pemimpinnya yang munafik. Skeptisme, sinisisme, dan atheisme
adalah buah yang akan dituai.
0 komentar:
Posting Komentar